Inventaris Fauna

Inventarisasi Jenis Mamalia

Jenis mamalia yang ditemukan berjumlah 11 jenis yang termasuk kedalam 9 famili serta 6 ordo yang berbeda, mulai dari Primata, Rodentia, Chiroptera, Artiodactyla, Scandentia dan Carnivora. jenis dengan jumlah individu terbanyak adalah Macaca fascicularis (Monyet ekor panjang) sebanyak 49 individu dengan total jumlah seluruh jenis adalah 119 individu

Famili

Nama Jenis

Nama Lokal

Jalur A

Jalur B

Jalur C

Total

Ceropithecidae

Trachypithecus auratus

Lutung Jawa

12

  

12

Ceropithecidae

Macaca fascicularis

Monyet ekor panjang

18

22

9

49

Herpestidae

Nycticebus javanicus

Kukang jawa

 

2

1

3

Lorisidae

Rattus tiomanicus

Tikus belukar

 

5

 

5

Muridae

Cynopterus brachyotis

Codot krawar

7

6

4

17

Pteropodidae

Callosciurus nigrovittatus

Bajing kelabu

1

1

1

3

Sciuridae

Callosciurus notatus

Bajing kelapa

4

8

6

18

Sciuridae

Sus scrofa

Babi hutan

 

5

 

5

Suidae

Tupaia javanica

Tupai kekes

2

2

1

5

Tupaiidae

Herpestes javanicus

Garangan jawa

 

1

 

1

Viverridae

Paradoxurus hermaproditus

Musang luwak

  

1

1

 

Total

 

44

52

22

119

 

Status Konservasi

Spesies yang masuk kedalam status perlindungan antara lain Macaca fascicularis (Monyet ekor Panjang) yang dikategorikan sebagai spesies Endangered dalam IUCN Redlist dan Appendix II dalam CITES, Trachypitecus auratus (Lutung Jawa) yang dikategorikan sebagai spesies Vulnerable dalam IUCN Redlist dan Dilindungi menurut PermenLHK No 106 tahun 2018, dan Nycticebus javanicus (Kukang Jawa) yang dikategorikan sebagai spesies Critical Endangered dalam IUCN Redlist, Appendix 1 menurut status perdagangan CITES dan Dilindungi menurut PermenLHK No 106 tahun 2018.

Famili

Nama Jenis

Nama Lokal

P. 106

IUCN

CITES

Endemik

Ceropithecidae

Trachypithecus auratus

Lutung Jawa

Ada

VU

II

 

Ceropithecidae

Macaca fascicularis

Monyet ekor panjang

 

EN

II

 

Herpestidae

Herpestes javanicus

Garangan jawa

 

LC

  

Lorisidae

Nycticebus javanicus

Kukang jawa

Ada

CR

I

E

Muridae

Rattus tiomanicus

Tikus belukar

 

LC

  

Pteropodidae

Cynopterus brachyotis

Codot krawar

 

LC

  

Sciuridae

Callosciurus nigrovittatus

Bajing kelabu

 

LC

  

Sciuridae

Callosciurus notatus

Bajing kelapa

 

LC

  

Suidae

Sus scrofa

Babi hutan

 

LC

  

Tupaiidae

Tupaia javanica

Tupai kekes

 

LC

II

 

Viverridae

Paradoxurus hermaproditus

Musang luwak

 

LC

  

 

Indeks Keanekaragaman Mamalia

Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada ketiga jalur tersebut digolongkan dalam tingkat sedang karena nilai indeks keanekaragaman (H’) dari ketiga lokasi lebih dari 1 dan kurang dari 3. Sedangkan untuk nilai kemerataan (E) dikatakan semakin merata apabila mendekati 1 dan dikatakan tidak merata apabila mendekati 0. Berdasarkan nilai kemerataan (E) yang didapat, terlihat bahwa sebaran individu masingmasing spesies cenderung tidak merata.

INDEX

JALUR A

JALUR B

JALUR C

TOTAL

KETERANGAN

N (Jumlah total individu)

44

52

21

n/a

 

S (Jumlah jenis)

7

9

5

n/a

 

H’ (Keanekaragaman)

1,45

1,75

1,17

1,78

Sedang

E (Kemerataan)

0,37

Tidak Merata

D (Dominansi)

0,22

Rendah

R (Kekayaan)

   

2,09

Rendah

 

Tren Jumlah Jenis Mamalia

Tren jenis mamalia dilindungi menurut Perman LHK No. P .106 Tahun 2018 yang ditemukan dari tahun 2019 hingga 2025 menunjukan tren positif yaitu peningkatan jumlah individu. Jenis mamalia dilindungi yang ditemukan sejak tahun 2019 hingga 2025 yaitu Trachypithecus auratus (Lutung Jawa), Hystrix javanica (Landak jawa), Nycticebus javanicus (Kukang jawa), dan Manis javanica (Trenggiling).

 

Inventarisasi Jenis Burung

Spesies burung yang didapatkan berjumlah 56 jenis burung yang terdiri dari 32 famili. Jumlah individu pada pengamatan tahun 2025 adalah sebesar 284 individu. Jenis yang paling banyak dijumpai di lokasi pengamatan yaitu Walet linci dengan jumlah individu sebanyak 18, diikuti dengan Cucak kutilang dengan jumlah individu sebanyak 17, lalu Remetuk laut, Cipoh kacat, dan Cinenen pisang yang masing-masing ditemukan sebanyak 14 individu.

 

Status Konservasi

Terdapat 7 jenis burung yang dilindungi oleh PerMen LHK No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 diantaranya yaitu Elang brontok, Elang hitam, Elang-ular bido, Tangkar cetrong, Takur tohtor, Paok pancawarna, dan Kipasan belang. Penentuan jenis yang dilindungi oleh peraturan ini didasari oleh beberapa hal diantaranya adalah kondisi populasi dan persebarannya, masukan dari otoritas keilmuan, serta pertimbangan manfaat dan perdagangannya. Terdapat 6 jenis yang masuk ke dalam apendiks I menurut CITES yaitu elang brontok, elang hitam, elang-ular bido, paok pancawarna, beluk jampuk, dan celepuk reban

Nama Jenis

Nama Ilmiah

Status Konservasi

P.106

IUCN

CITES

Remetuk laut

Gerygone sulphurea

 

LC

 

Elang brontok

Nisaetus cirrhatus

LC

I

Elang hitam

Ictinaetus malayensis

LC

I

Elang-ular bido

Spilornis cheela

LC

1

Cipoh kacat

Aegithina tiphia

 

LC

 

Cekakak jawa

Halcyon cyanoventris

 

LC

 

Cekakak sungai

Todiramphus chloris

 

LC

 

Kapinis rumah

Apus nipalensis

 

LC

 

Walet linci

Collocalia linchi

 

LC

 

Kuntul kecil

Egretta garzetta

 

LC

 

Kekep babi

Artamus leucoyn

 

LC

 

Kapasan kemiri

Lalage nigra

 

LC

 

Cabak maling

Caprimulgus macrurus

 

LC

 

Cinenen jawa

Orthotomus sepium

 

LC

 

Cinenen kelabu

Orthotomus ruficeps

 

LC

 

Cinenen pisang

Orthotomus sutorius

 

LC

 

Perkutut jawa

Geopelia striata

 

LC

 

Tekukur biasa

Spilopelia chinensis

 

LC

 

Uncal kouran

Macropygia ruficeps

 

LC

 

Gagak kampung

Corvus macrorhynchos

 

LC

 

Tangkar cetrong

Crypsirina temia

LC

 

Bubut alang-alang

Centropus bengalensis

 

LC

 

Bubut besar

Centropus sinensis

 

LC

 

Kadalan birah

Phaenicophaeus curvirostris

 

LC

 

Kadalan kembang

Zanclostamus javanicus

 

LC

 

Kedasi hitam

Surniculus lugubris

 

LC

 

Wiwik belukar

Cacomantis variolosus

 

LC

 

Wiwik kelabu

Cacomantis merulinus

 

LC

 

Cabai bunga-api

Dicaeum trigonostigma

 

LC

 

Cabai jawa

Dicaeum trochieum

 

LC

 

Cabai polos

Dicaeum minullum

 

LC

 

Bondol haji

Lonchura maja

 

LC

 

Bondol jawa

Lonchura leucogastroides

 

LC

 

Bondol peking

Lonchura punctulata

 

LC

 

Layang-layang batu

Hirundo javanica

 

LC

 

Layang-layang loreng

Cecropis striolata

 

LC

 

Takur tohtor

Psilopogon armillaris

LC

 

Takur ungkut-ungkut

Psilopogon haemacephalus

 

LC

 

Sikatan bubik

Muscicapa dauurica

 

LC

 

Burung-madu kelapa

Anthreptes malacensis

 

LC

 

Burung-madu sriganti

Cinnyris jugularis

 

LC

 

Burung-gereja erasia

Passer montanus

 

LC

 

Pelanduk semak

Malacocincla sepiaria

 

LC

 

Ayam-hutan merah

Gallus gallus

 

LC

 

Caladi tilik

Picoides moluccensis

 

LC

 

Caladi ulam

Dendrocopos macei

 

LC

 

Paok pancawarna

Hydrornis guajanus

LC

I

Paruh-kodok jawa

Batrachostomus javensis

 

LC

 

Cucak kutilang

Pycnonotus aurigaster

 

LC

 

Kareo padi

Amaurornis phoenicrus

 

LC

 

Kipasan belang

Rhipidura javanica

LC

 

Beluk jampuk

Bubo sumatranus

 

LC

I

Celepuk reban

Otus lempiji

 

LC

I

Tepus pipi-perak

Cyanoderma melanothorax

 

LC

 

Gemak loreng

Turnix suscitator

 

LC

 

Jingjing batu

Hemipus hirundinaceus

 

LC

 

 

Indeks Keanekaragaman Burung

Indeks keanekaragaman tertinggi ditemukan di Jalur C (H’ = 3.60), diikuti oleh Jalur B (H’ = 3.32) dan Jalur A (H’ = 2.89), dengan total nilai indeks keanekaragaman (H’) mencapai 3.70. Berdasarkan nilai tersebut, diketahui bahwa indeks keanekaragaman di Jalur A memiliki nilai sedang (1<H’<3) sedangkan untuk Jalur B dan C memiliki nilai tinggi (H’>3). Ketiga jalur pengamatan didapatkan nilai indeks kemerataan (E) berkisar di antara 0,95 hingga 0,97. Dapat disimpulkan bahwa di lokasi MTR sebaran individu dari setiap jenis burung yang dijumpai merata dan tidak didominasi oleh jenis tertentu, hal ini sejalan dengan hasil perhitungan nilai indeks dominansi (D) yang menunjukan angka 0,03.

Indeks

Jalur A

Jalur B

Jalur C

Total

Keterangan

N (Jumlah Individu)

72

85

127

284

S (Jumlah Jenis)

20

33

44

56

H` (Keanekaragaman)

2,89

3,32

3,60

3,70

Tinggi

E (Kemerataan)

0,97

0,95

0,95

0,92

Distribusi antar spesies relatif seragam

D (Dominansi)

0,03

Tidak ada jenis yang mendominasi komunitas

 

Tren Jumlah Jenis Burung

Berdasarkan data hasil pengamatan burung yang dilakukan pada tahun 2025, dan jika dilakukan perbandingan dengan data hasil pengamatan pada tahun 2019 hingga 2025 menunjukkan jumlah jenis burung yang diperoleh pada tahun 2025 cenderung meningkat. Pada tahun 2025 mengalami peningkatan jumlah jenis yaitu dari 5 jenis pada tahun 2019 menjadi 56 jenis pada tahun 2025. 

Tren burung dilindungi menurut Permen LHK No. P.106 Tahun 2018 yang ditemukan dari tahun 2019 hingga 2025 menunjukan tren positif yaitu peningkatan jumlah jenis dan jumlah individu. Jenis burung dilindungi yang baru ditemukan pada tahun 2025 yaitu Crypsirina temia (Tangkar cetrong) dan Psilopogon armillaris (Takur tohtor).

Inventarisasi Jenis Herpetofauna

Data keanekaragaman jenis herpetofauna yang tercatat sebanyak 22 jenis dengan total 144 individu. Herpetofauna tersebut terdiri atas 8 jenis dari kelas 1 jenis dari kelas Amfibia dan 18 jenis dari kelas Reptilia. Beberapa jenis yang mendominasi dalam pengamatan ini antara lain Bangkong tuli (Limnonectes kuhlii) sebanyak 26 individu, Cecak jari-lengkung jawa (Cyrtodactylus marmoratus) sebanyak 22 individu dan Tokek rumah (Gecko gekko) sebanyak 17 individu. Spesies yang paling sering dijumpai adalah Bangkong tuli (Limnonectes kuhlii), yang menyukai lokasi dengan sumber air di dataran rendah hingga ketinggian lebih dari 1.200 mdpl.

Nama Lokal

Nama Ilmiah

Jalur A

Jalur B

Jalur C

Total

Bancet Hijau

Occidozyga lima

  

2

2

Bangkong Tuli

Limnonectes kuhlii

 

8

18

26

Katak Pohon Bergaris

Polypedates leucomystax

4

 

8

12

Kodok Buduk

Duttaphrynus melanostictus

 

3

2

5

Kodok Sawah

Fejervarya cancrivora

7

  

7

Kodok Tegalan

Fejervarya limnocharis

  

3

3

Kongkang Kolam

Chalcorana chalconota

2

1

 

3

Percil Jawa

Microhyla achatina

 

3

7

10

Biawak Air Asia

Varanus salvator

1

2

 

3

Bunglon Taman

Calotes versicolor

1

 

2

3

Cecak Gula

Gehyra mutilata

  

1

1

Cecak Jari Lengkung Jawa

Cyrtodactylus marmoratus

5

3

14

22

Cecak Rumah

Hemidactylus frenatus

3

6

2

11

Cekibar

Draco volans

1

 

1

2

Kadal Kebun

Eutropis multifasciata

2

4

2

8

Kadal Pasir

Subdoluseps bowringii

  

1

1

Kadal Rumput

Takydromus sexlineatus

 

1

1

2

Tokek Rumah

Gekko gecko

1

7

10

17

Ular Cecak

Lycodon capucinus

 

1

1

2

Ular Picung

Rhabdophis subminiatus

  

1

1

Ular Siput

Pareas carinatus

 

1

 

1

Ular Weling

Bungarus candidus

1

 

1

2

Total

28

40

77

144

 

Status Konservasi

Berbagai jenis amfibi dan reptil yang sebagian besar memiliki status konservasi Least Concern (LC) menurut IUCN Red List. Status ini menunjukkan bahwa spesies-spesies tersebut saat ini tidak menghadapi ancaman kepunahan secara global dan memiliki populasi yang relatif stabil di alam. Terdapat dua spesies herpetofauna yang tercantum dalam Appendix II CITES, yaitu Biawak Air Asia (Varanus salvator) dan Tokek Rumah (Gekko gecko).

Nama Lokal

Nama Ilmiah

IUCN

CITES

P.106/18

Endemik

Bancet Hijau

Occidozyga lima

LC

Bangkong Tuli

Limnonectes kuhlii

LC

Katak Pohon Bergaris

Polypedates leucomystax

LC

Kodok Buduk

Duttaphrynus melanostictus

LC

Kodok Sawah

Fejervarya cancrivora

LC

Kodok Tegalan

Fejervarya limnocharis

LC

Kongkang Kolam

Chalcorana chalconota

LC

Percil Jawa

Microhyla achatina

LC

Biawak Air Asia

Varanus salvator

LC

Appendix II

Bunglon Taman

Calotes versicolor

LC

Cecak Gula

Gehyra mutilata

LC

Cecak Jari Lengkung Jawa

Cyrtodactylus marmoratus

LC

Endemik

Cecak Rumah

Hemidactylus frenatus

LC

Cekibar

Draco volans

LC

Endemik

Kadal Kebun

Eutropis multifasciata

LC

Kadal Pasir

Subdoluseps bowringii

LC

Kadal Serasah

Takydromus sexlineatus

LC

Tokek Rumah

Gekko gecko

LC

Appendix II

Ular Cecak

Lycodon capucinus

LC

Ular Picung

Rhabdophis subminiatus

LC

Ular Siput

Pareas carinatus

LC

Ular Weling

Bungarus candidus

LC

 

Indeks Keanekaragaman Herpetofauna

Nilai indeks keanekaragaman jenis herpetofauna (Shannon-Wiener) (H`) sebesar 2,62 yang termasuk dalam kategori keanekaragaman sedang. Indeks dominansi (D) jenis total yaitu 0,09, yang berarti tidak terdapat spesies yang mendominasi secara signifikan. Nilai indeks kemerataan (E) berkisar antara 0,76-0,95 maka artinya nilai indeks kemerataan hampir merata.

Indeks

Jalur A

Jalur B

Jalur C

Total

Keterangan

N (Jumlah Individu)

28

40

77

144

S (Jumlah Jenis)

11

12

18

22

H` ( Keanekaragaman)

2.14

2.24

2.36

2.62

Sedang

E (Kemerataan)

0.89

0.90

0.82

0.85

Cukup merata

D (Dominansi)

Limnonectes kuhlii

0.03

Dominan

 

Tren Jumlah Jenis Herpetofauna

Berdasarkan data hasil pengamatan herpetofauna yang dilakukan pada tahun 2025, dan jika dilakukan perbandingan dengan data hasil pengamatan pada tahun 2019 hingga 2025 menunjukkan jumlah jenis dan jumlah individu herpetofauna yang diperoleh pada tahun 2025 cenderung meningkat. Tidak ada herpetofauna dilindungi yang ditemukan sejak tahun 2019.

Inventarisasi Jenis Arthropoda

Jenis Arthropoda yang ditemukan berjumlah 89 jenis meliputi kelas Arachnida, Chilopoda, Diplopoda, dan Insecta. Kupu-kupu lemon emigran (Catopsilia pomona) memiliki jumlah individu terbanyak dengan jumlah individu sebanyak 36 individu.

 

Status Konservasi

Berdasarkah hasil pengamatan, seluruh Arthropoda yang ditemukan di wilayah hutan MTR tergolong kedalam kategori belum dilindungi secara hukum nasional sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018. Bila mengacu pada IUCN Red List, beberapa Arthropoda dikategorikan sebagai Least Concern (LC), seperti Catopsilia pomona, Papilio polytes, Junonia orithya, Crocothemis servilia, dan Neurothemis ramburii yang menunjukkan bahwa spesies-spesies ini memiliki populasi stabil dan distribusi yang luas di habitat alaminya. Tidak ada spesies yang tercatat dalam daftar CITES, yang berarti belum ada indikasi eksploitasi atau perdagangan internasional yang signifikan terhadap spesies-spesies ini.

 

Indeks Keanekaragaman Arthropoda

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) yang diperoleh dari ketiga jalur menunjukkan kategori sangat tinggi, yaitu berkisar antara 3,17 (Jalur A) hingga 3,91 (Jalur C), dengan total nilai H’ sebesar 4,16. Nilai Indeks Kemerataan (E) di ketiga jalur tergolong rendah hingga sedang, yakni antara 0,05 hingga 0,12. Dalam ekologi, nilai E di bawah 0,3 sering dikategorikan sebagai kemerataan rendah. Indeks Dominansi (D) secara total bernilai 0,02, yang tergolong sangat rendah. Nilai D mendekati 0 menandakan bahwa tidak ada spesies yang benar-benar dominan secara ekstrem.

Indeks

Jalur A

Jalur B

Jalur C

Total

Keterangan

N (Jumlah Individu)

54

162

263

479

S (Jumlah Jenis)

26

51

66

89

H` (Keanekaragaman)

3.17

3.71

3.91

4.16

Sangat tinggi

E (Kemerataan)

0.12

0.07

0.06

0.05

Sedang

D (Dominansi)

   

0.02

Sebaran merata

 

Tren Jumlah Jenis Arthropoda

Berdasarkan data hasil pengamatan Arthropoda yang dilakukan pada tahun 2025, dan jika dilakukan perbandingan dengan data hasil pengamatan pada tahun 2019 hingga 2025 menunjukkan jumlah jenis dan jumlah individu Arthropoda yang diperoleh pada tahun 2025 cenderung meningkat

Berdasarkan hasil analisis, trend Arthropoda dilindungi menurut Permen LHK No. P.106 Tahun 2018 yang ditemukan dari tahun 2019 hingga 2025 menunjukan tren yang dinamis. Perjumpaan dengan jenis dilindungi hanya terjadi pada tahun 2022. Jenis Arthropoda yang dilindungi yaitu Troide helena.